Wajah-wajah kekuasaan mengakrabi setiap ruas jalan. Sepotong kisah masalalu dan sebungkus harapan masadepan berlomba memagari kemenangan.
Seringai senyum dan jutaan decak membahana ke udara, memaksa kita lupa; setelah kuasa lalu apa?
Kita tetaplah orang-orang asing yang kembali ke tempat-tempat gelap, kembali sembunyi ke dalam lembap.
Ah, tetapi bukankah kita terbiasa lupa, terbiasa melupakan, terbiasa dilupakan?
Wajah-wajah kekuasaan kembali mengakrabi jalan, mencari-cari orang-orang asing yang biasa dilupakan.
bener bgt, kalo tk ingin dilupakan buatlah sebuah kenangan misalnya tulisan atau buku yg selalu abadi