Seperti hari lalu
Waktu menyulam dirinya sendiri.
Kesedihan, juga bahagia saling berkait
Seperti benang-benang yang membentang di antara kayu alat tenun.
Tubuhku, kecemasan yang telanjang
Dan kini waktu telah menjadi selimut lapuk.
Angin di luar jendela
Membawa udara musim kemarau memeluk tubuhku.
Gigil yang biasa.
Bukankah perayaan festival musim kemarau sudah tiba?
Bunyi dentam kembang-api telah semarak di atas kepala!
Ah, tetapi seperti hari lalu,
Waktu masih juga menyulam dirinya sendiri.
Sementara tubuhku, masih akan kau kenali sebagai kecemasan yang telanjang.
13 Juni 2015
Iklan
widih mantap sob!! kuat kata-katanya.. keren dah ahhh! :)) sip salam menulis sob!!