Malam sepuh, deru dingin melangkah ringkih dan terjatuh di tubuhmu.
Tubuhku menangkapnya, membacanya sebagai sebuah isyarat.
Tungku yang telah lama padam, menemukan api yang terpantik dari matamu,
Ingatan terjaring. Kenangan terjerang.
Asmara, nelayan yang tak tahu arah mata angin
Berbekal jala, ia melaut dalam samudera bahasa.
Sementara aku dan kau, adalah ikan-ikan yang sukarela terjaring
Dan mati, sebelum menemu pantai.
Malam sepuh, berharap gugus gemintang membawa nelayan pulang ke pantai
Sebelum jerang kenangan menjadikan ingatan tembelang.
Iklan
Salam kenal, ijin follow blognya 😀